Koruptor….

Dinegeri ini, saat mendengar kata “Korupsi”, “Kolusi”, dan “Nepotisme” adalah suatu hal yang lumrah, bukan sesuatu yang tabu atau menjadi klenik di telinga masyarakat negeri termahsyur ini. Kenapa saya bilang termahsyur, karena kekayaan alam yang melimpah namun tak bisa kaya, jumlah Penduduk nomor 5 didunia tapi sedikit tenaga ahli, dan yang membuat rekor adalah Negara no 1 didunia dalam hal korupsi. Miris memang, tapi itulah Indonesia.

            Tanpa sedikit pun berniat merendahkan bangsa ini, saya hanya ingin mencurahkan isi hati. Padahal saya adalah orang yang bangga menjadi warga Negara bangsa ini. Hati terasa gentar bila mendengar lagu kebangsaan Indonesia Raya dinyanyikan. “Indonesia Raya”, adalah lagu yang diciptakan oleh W.R Supratman puluhan tahun silam. Lagu itu merupakan cerminan cita-cita bangsa ini. Ingin menjadi Indonesia Raya yang merdeka, bahu membahu membangun Negara kesatuan Indonesia. Membawa Indonesia kekejayaan yang abadi, dan melanjutkan cita-cita para leluhur kita.

            Tapi semua itu hancur oleh orang-orang yang egois, pesimis, rakus, penakut, kufur dan tak memiliki hati nurani yang disebut KORUPTOR. Egois, sebab betapa tidak? Mereka hanya memikirkan kebutuhannya sendiri, padahal mereka sudah diberikan fasilitas-fasilitas yang dibiayai oleh Negara dan mereka pun sadar uang Negara berasal dari seluruh rakyat pejuru tanah air termasuk dirinya. Pesimis, jika mereka optimis bisa memajukan bangsa ini pasti mereka tidak akan melakukan perbuatan itu. Karena dengan uag itu bisa digunakan untuk hal-hal yang lain. Rakus, atau mungkin memang sudah sifat mereka dari lahir yaitu rakus. Dikasih yang sudah menjadi bagiannya masih saja merampas hak yang lain. Penakut, merasa ketakutan mereka tidak bisa kaya dan tidak bisa membangun masa depan yang cerah untuk keluarganya. Takut dicela, takut direndahkan, takut tidak dihargai, dsb. Padahal dengan kelakuannya itu mereka malah jadi orang yang palig tercela, yag paling rendah, dan yang paling tidak dihargai. Kufur, subhanallah, Allah SWT adalah zat Yang Maha Adil, tapi mereka mendustakan itu, mereka merasa selalu kekurangan maka dari itu mereka mencari tambahan tanpa mengenali halal-haramnya. Tak memiliki hati nurani, sudah pasti, karena mereka tidak pernah lihat disekeliling mereka, dan mereka selalu enggan berkomunikasi dengan kalangan dibawah mereka. Coba mereka pahami derita para pengemis, pengamen, orang-orang pinggiran. Pasti mereka akan sangat bersyukur dengan keadaannya.

            Untuk apa sih semua itu?? Harta itu tidak bisa dibawa mati, harta itu tidak bisa membeli yang namanya kebahagiaan. Karena kebahagiaan itu dari hati bukan dari uang. Apa mereka takut api neraka yag sangat panas, apa mereka tak punya logika yang lebih sehat? Mereka itu pinter tapi keblinger, mungkin logika jernih mereka telah tertutup oleh setan yang terkutuk. Pasti mereka jarang solat bagi yag muslim dan jarang yang ibadah bagi yang non muslim, atau ibadah mereka hanya untuk citra mereka saja, atau memang tidak perah ibadah? Astagfirullah….

            Negeri ini adalah negeri dengan mayoritas muslim terbesar didunia, tapi korupsinya juga terbesar. Wah, bagaimana ini? Apa ga malu? Apa masih mau diterusin? Kasian mereka yang jadi TKI, TKW, anak yatim, gelandangan, dsb. Banyak yang tidak mampu sekolah, berobat, makan, menyambung hidup. Pajak tiap tahun dinaikkan, apa hanya untuk membuat penghasilan para koruptor semakin besar???

Sumber : detik.com

Tinggalkan komentar